Sabtu, 02 Juni 2018

SIKLUS PRODUKSI


Siklus produksi (production cycle) adalah serangkaian aktivitas bisnis dan operasi pemrosesan informasi terkait yang terus-menerus berhubungan dengan pembuatan produk. Sistem informasi siklus produksi mengirimkan informasi ke siklus pendapatan mengenai barang jadi yang telah diproduksi dan tersedia dijual.
Informasi mengenai kebutuhan bahan baku dikirim ke system informasi pengeluaran dalam bentuk permintaan pembelian.Aktivitas sikus produksi tergantung pada pembaharuan database terintegrasi yang berisi data induk mengena spesifikasi produk dan persediaan.


DESAIN PRODUKSI
Langkah pertama dalam siklus produksi adalah desain produksi. Tujuannya adalah untuk menciptakan sebuah produk yang memecah kebutuhan pelanggan dari segi kualitas, daya tahan dan fungsionalitas sementara secara simultan meminimalkan biaya produksi



  • Bill of Materials
adalah sebuah dokumen yang menyebutkan nomor bahan baku, deskripsi dan kuantitas dari tiap-tiap komponen yang digunakan dalam sebuah produk
  • Operation List
Adalah sebuah dokumen yang menspesifikasikan urutan langkah-langkah untuk mengikuti dalam membuat produk, peralatan apa yang digunakan dan seberapa lama setiap langkah diambil
  •  Perangkat lunak manajemen siklus produk (Product life-cycle management-PLM)
    Dapat membantu meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari proses desain produk

PERENCANAAN DAN PENJADWALAN

Langkah kedua dalam siklus produksi adalah perencanaan dan penjadwalan. Tujuannya adalah untuk mengembangkan rencana prodksi yang cukup efisien untuk memenuhi pesanan yang ada dan mengantisipasi permintaan jangka pendek sekaligus meminimalkan persediaan bahan baku dan barang jadi.











  • Manufacturing Resourse Planning (MRP-11)
Perpanjangan dari perencanaan sumber daya bahan baku yang berupaya untuk menyeimbangkan kapasitas produksi yang ada dengan kebutuhan bahan baku untuk memenuhi permintaan penjualan yang diperkirakan.
Disebut juga sebagai Push Manufacturing karena barang-barang yang diproduksi dalam ekspektasi permintaan pelanggan.
  •  Lean Manufacuturing
Prinsip-prinsip system persediaan just-in time untuk seluruh proses produksi. Dan untuk meminimalkan atau mengeliminasi persediaan bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi.
Disebut juga Pull Manufacuring karena barang-barang yang diproduksi sebagai respons terhadap permintaan pelanggan.

*Dokumen kunci dan Formulir

Informasi mengenai pelanggan, perkiraan penjualan dan tingkat persediaan barng jadi digunakan untuk menentukan tingkat produksi
  • Master Production Schedule (MPS) (Jadwal Induk Produksi)
Menentukan seberapa banyak tiap-tiap produk untuk diproduksi selama periode perencanaan dan ketika produksi tersebut harus terjadi
MPS digunakan untuk mengembangkan sebuah jadwal mendetail yang menspesifikasikan produksi harian untuk menentukan apakah bahan baku perlu dibeli.


  •   Production Order (Pesanan Produksi)
Sebuah dokumen yang mengotorisasi pembuatan dalam kualitas yang telah ditentukan pada produk tertentu
  • Materials Requisition (Pemisahan Bahan Baku)
Mengotorisasi penghapusan dari kuantitas yang diperlukan bahan baku dari ruang penyimpanan.
  • Move Ticket (Kartu Pemindahan)
Dokumen yang mengidentifikasi transfer internal dari bagian yang ditransfer, lokasi dimana bagian tersebut ditransfer dan waktu transfer

OPERASI PRODUKSI
Langkah ketiga dalam siklus produksi adalah pembuatan produk yang sebenarnya. Cara Tiap-tiap perusahaan dalam produksi berbeda-beda berdasarkan jenis produk dan tingkat otomatisasi yang digunakan dalam proses produksi. Menggunakan berbagai entuk teknologi informasi dalam produski. Seperti robot yang dikendalikan oleh computer, disebut Computer-Integrated Manufacturing.
·      Computer-Integrated Manufacturing
CIM dapat secara signigikan mengurangi biaya produksi.
Sebuah pendekatan manufaktur dengan banyak proses manufaktur dijalankan dan diawasi dengan peralatan terkomputerisasi, sebagaian melalui penggunaan robot dan pengumpulan data real-time dari aktivitas manufaktur.
·      Request for Proposal (RFP)
Sebuah permohonan oleh sebuah organisasi atau departemen bagi pemasok untuk mengajukan penawaran guna memasok sebuah aktiva tetap yang memiliki karakteristik spesifik.

ANALISIS BIAYA (AKUNTANSI BIAYA)
Langkah terakhir dalam siklus produksi adalah akuntansi biaya. Tiga tujuan utama dari system akuntansi biaya adalah:
  1. Menyediakan informasi untuk perencanaan pengendalian dan pengevaluasian kinerja operasi produksi
  2. Menyediakaan data biaya yang akurat mengenai produk untuk digunakan dalam penetapan harga dan keputusan bauran produk
  3. Mengumpulkan dan memproses informasi yang digunakan untuk menghitung nilai-nilai persediaan dan harga pokok penjualan yang muncul dalam laporan keuangan perusahaan.

Sebagian besar perusahaan menggunakan perhingan biaya job-order atau perhitungan proses untuk menentukan biaya produksi.
  • Job Order Costing , Sebuah system biaya yang menentukan biaya ke batch produksi tertentu atau pekerjaan.
  •  Prosess Costing, Sebuah system biaya yang menentukan biaya ke masing-masing proses atau pusat kerja didalam siklus produksi dan kemudian menghitung biaya rata-rata untuk semua unit yang diproduksi
  • Job Time Ticket , Sebuah dokumen yang digunakan untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas tenaga kerja dengan mencatat jumlah waktu seorang pekerja yang dikeluarkan dalam setiap tugas/pekerjaan.
  • Manufacturing Overhead, Seluruh biaya manufaktur/overhead yang secara ekonomis tidak layak untuk melacak langsung terhadap pekerjaan atau proses tertentus. Contohnya: Biaya Air, Biaya Listrik dan utilitas lainnya
  •  Activity Based-Costing,  System biaya yang dirancang untuk melacak biaya pada aktivitas yang ditimbulkan.Contohnya: Penggilingan atau pemrosesan..Tujuan yang mendasar adalah untuk menghubungkan biaya dengan strategi perusahaan.


Keputusan yang lebih baik
Jika system biaya tradisional cenderung membebankan banyak overhead ke beberapa produk (pembebanannya tidak merata) sehingga menimbulkan 2 masalah.
  1. Perusahaan mungkin menerima kontrak penjualan produk pada harga dibawah biaya produksi sebenarnya
  2. Perusahaan menaikkan harga produksinya
Berbeda dengan Activity Based Costing justru menghindari masalah-masalah diatas karena Overhead dibagi dalam tiga kategori dan dibebankan mengunakan Cost Driver secara kausal (sebab akbat) berkaitan dengan Produksi. Jadi data biaya menjadi lebih akurat
Peningkatan Manajemen Biaya:
Activity Based Costing dengan jelas mengukur hasil dari tindakan-tindakan manajemen atas profitabilitas secara keseluruhan. Sementara system biaya secara konvensional hanya mengukur pengeluaran utuk memperoleh sumber daya


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DESAIN IMPLEMENTASI DAN OPERASI SISTEM

DESAIN KONSEPTUAL Dalam desain konseptual, pengembang menciptakan sebuah rerangka umum untuk mengimplementasikan persyaratan pengguna...